Faktamanado.id, NASIONAL – Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Jabar) kini mengambil langkah antisipasi terhadap potensi kenaikan Harga Ayam dan Telur Jabar. Kenaikan harga ini diperkirakan terjadi seiring melonjaknya permintaan sebagai dampak dari implementasi program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang saat ini tengah berjalan.
Permintaan terhadap komoditas unggas dan telur memang menunjukkan peningkatan signifikan. Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Barat, Herman Suryatman, mengonfirmasi bahwa permintaan ayam dan telur telah meningkat tajam sejak program MBG dijalankan. Saat ini, tercatat ada 2.131 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang beroperasi di berbagai wilayah Jabar.
Paragraf ini penting untuk dicatat, karena lonjakan permintaan tersebut belum sepenuhnya diimbangi oleh kapasitas pasokan yang ada. Konsekuensinya, kondisi ini berpotensi menimbulkan tekanan inflasi di pasaran. Potensi tekanan ini diprediksi semakin kuat, terutama pada tahun 2026. Sebab, Pemprov Jabar berencana menambah jumlah SPPG hingga sekitar 4.600 unit. Tentu, penambahan ini akan melipatgandakan permintaan.
Strategi Pemprov Jabar Menjaga Stabilitas Harga
Meskipun terdapat potensi kenaikan harga pada komoditas tertentu, Herman Suryatman memastikan bahwa kondisi Inflasi Jawa Barat masih stabil. Data terakhir menunjukkan angka inflasi berada di kisaran 2,63 persen. Ini adalah capaian yang harus dijaga.
Herman Suryatman menekankan bahwa harga kebutuhan pokok sejauh ini masih terjangkau oleh masyarakat. “Stabilitas harga menjadi kunci untuk menjaga daya beli,” ujar Herman. Daya beli yang terjaga, pada akhirnya, akan mendorong peningkatan konsumsi dan memberikan dampak positif pada pertumbuhan ekonomi daerah.
Pemprov Jabar berkomitmen menyiapkan langkah-langkah konkret untuk mengendalikan harga. Upaya ini bertujuan agar harga tetap stabil dan tidak memicu inflasi yang lebih tinggi. Pengendalian Inflasi Jawa Barat ini dinilai krusial untuk:
- Menjaga daya beli masyarakat tetap kuat.
- Menekan angka kemiskinan di daerah.
- Memastikan keberlanjutan program MBG tanpa mengganggu stabilitas pasar.
Herman juga menegaskan bahwa hingga saat ini, kondisi inflasi Jabar masih relatif terkendali. Lebih lanjut, pengendalian inflasi ini akan terus menjadi prioritas utama pemerintah provinsi. Upaya intensif dilakukan agar implementasi program MBG dapat berjalan sukses tanpa menimbulkan dampak negatif terhadap stabilitas ekonomi daerah, khususnya terhadap Harga Ayam dan Telur Jabar.
(*Drw)













