Organisasi Stagnan! Krisis Kepemimpinan MES (Masyarakat Ekonomi Syariah), Tim 9 Tuntut Munaslub

Krisis Kepemimpinan MES: Tim 9 Tuntut Munaslub Segera!
Tim 9 Penyelamat MES bertemu dengan Ketua Dewan Pembina MES KH Ma’ruf Amin/Dokpri.

Faktamanado.id, NASIONAL – Organisasi Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) terperosok dalam krisis setelah dua tahun tanpa kepengurusan aktif. Organisasi yang seharusnya menjadi penggerak utama ekonomi syariah nasional ini dinilai kehilangan arah sejak Erick Thohir kembali terpilih sebagai Ketua Umum MES pada .

Kondisi stagnan ini mendorong munculnya Tim 9 Penyelamat MES. Kelompok ini menuntut dua langkah penyelamatan yang mendesak:

  • Erick Thohir diminta mundur dari jabatan ketua umum.
  • Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) segera digelar.

Tujuan utama tuntutan ini adalah memulihkan roda organisasi yang sudah vakum.

“Sudah dua tahun kepengurusan ini vakum, dan itu sangat berbahaya bagi organisasi sebesar MES,” ujar Prof. Dr. H. Babun Suharto, Ketua PD MES Jember sekaligus juru bicara Tim 9, di Surabaya.

Krisis Kepemimpinan MES dan Dampak Stagnasi Global

Prof. Babun Suharto menuturkan, sejak Munas , kepengurusan definitif tak kunjung terbentuk sebagaimana amanat AD/ART organisasi. Saat ini, MES hanya memiliki pengurus sementara tanpa batas waktu yang pasti. Kondisi ini membuat peran strategis MES nyaris tidak terlihat.

“Akibatnya, posisi MES di forum-forum internasional menurun tajam. Kita tak lagi menjadi rujukan utama dalam pengembangan ekonomi syariah global,” tegas Babun.

Data internal organisasi menunjukkan penurunan signifikan dalam keaktifan di tingkat daerah, yang menandakan adanya Krisis Kepemimpinan MES di pusat:

  • Pengurus Wilayah (PW) yang masih berjalan: Hanya .
  • Pengurus Daerah (PD) yang masih berjalan: Hanya .
  • Pengurus Wilayah Kabupaten/Kota (PWK) yang masih berjalan: Hanya .

“Semangat kader di bawah tetap besar, tapi kepemimpinan di pusat stagnan,” tambahnya.

Ultimatum dan Tuntutan Munaslub Masyarakat Ekonomi Syariah

Menurut Tim 9, pada Mei lalu, seluruh PW, PD, dan PWK MES telah memberikan ultimatum. Mereka memberi tenggat waktu hari kepada Ketua Umum untuk segera membentuk kepengurusan definitif. Namun, ultimatum tersebut tidak dijalankan.

“Karena itu, Munaslub adalah satu-satunya jalan keluar. Ini bukan agenda politik, tetapi langkah penyelamatan organisasi,” jelas Babun.

Tuntutan Munaslub Masyarakat Ekonomi Syariah ini bukan agenda pribadi, melainkan demi keberlangsungan peran MES. Tim 9 beranggotakan sembilan tokoh dari berbagai daerah, termasuk Prof. Babun Suharto (Jember), Djafar Muhtar Asiari (Gorontalo), dan Heru Hidayat (Kalteng). Kelompok ini juga telah berkoordinasi dengan Ketua Dewan Pembina MES, KH Ma’ruf Amin, agar pelaksanaan Munaslub mendapat legitimasi penuh.

Babun Suharto menegaskan, “Kami tidak menentang Erick Thohir sebagai pribadi, tetapi menolak kevakuman yang menghambat pergerakan organisasi.” Ia menilai MES seharusnya menjadi motor utama ekonomi syariah Indonesia.

“Jika vakum terus berlanjut, Indonesia akan tertinggal dari negara lain dalam arus ekonomi halal global. Padahal, kita seharusnya menjadi pemain utama, bukan sekadar penonton,” ujar Babun. Tim 9 berharap Munaslub segera digelar agar kepengurusan baru terbentuk dan organisasi kembali solid.

(*Drw)