Serangan Israel di Qatar Guncang Timur Tengah: Peta Geopolitik Berubah?

Serangan Israel di Doha Picu Kemarahan Negara Teluk
Korban Serangan Udara Israel/(ilustrasi/@pixabay)

Faktamanado.id, INTERNASIONAL – Sebuah serangan Israel yang menargetkan pemimpin Hamas di Doha memicu kemarahan besar.

Negara-negara Teluk, termasuk Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), dan Qatar, kompak mengecam tindakan tersebut.

Mereka menyebut aksi ini sebagai pelanggaran hukum internasional. Peristiwa ini telah mengubah dinamika diplomatik di kawasan.

Ketegangan yang terjadi berpotensi mempersulit upaya perdamaian di masa depan.

Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman menyerukan tanggapan bersama. Seruan ini ditujukan kepada dunia Arab dan internasional.

Sementara itu, Sheikh Mohammed bin Zayed dari UEA menunjukkan dukungan langsung. Ia terbang ke Qatar. Aksi ini sebagai bentuk solidaritas.

Perdana Menteri Qatar menyebut tindakan ini sebagai “teror negara”. Ia juga mempertanyakan validitas mediasi yang selama ini dilakukan.

Qatar selama ini dikenal sebagai mediator kunci. Mereka berperan penting dalam negosiasi konflik.

Dampak Geopolitik Timur Tengah dan Masa Depan Perdamaian

Serangan Israel ini berpotensi menghambat kesepakatan keamanan kawasan. Hubungan Israel dengan negara-negara Teluk yang sempat membaik kini berada di titik kritis.

Kemarahan yang timbul dari serangan ini dapat mengikis kepercayaan. Kepercayaan tersebut sangat penting untuk setiap proses negosiasi.

Para analis menilai krisis ini bisa mengubah peta geopolitik Timur Tengah dalam waktu dekat.

Upaya damai yang sudah dibangun dengan susah payah kini terancam. Tindakan ini merusak fondasi diplomasi yang rapuh.

Geopolitik Timur Tengah menjadi semakin tidak pasti. Respons dari negara-negara Arab akan sangat menentukan.

Dunia kini menanti bagaimana situasi ini akan berkembang.

(*Drw)