Harga Batu Bara Terus Menurun

Harga Batu Bara Terus Menurun/(ilustrasi/@pixabay)
aktivitas pengangkutan batu bara/(ilustrasi/@pixabay)

Faktamanado.id, MANADO – Pergerakan harga batu bara belakangan ini menunjukkan tren penurunan yang signifikan.

Dilansir dari Refinitiv, pada perdagangan Kamis (3/4/2025) harga batu bara anjlok sebesar 1,57% mencapai level 103,35 per ton.

Penurunan harga ini terjadi setelah lima hari berturut-turut mengalami kenaikan, dan dua hari beruntun penurunan menjadi bukti nyata bahwa pergeseran kebijakan energi global mulai memberi dampak pada pasar komoditas fosil.

Salah satu faktor utama di balik penurunan harga batu bara adalah rencana ambisius perusahaan listrik terbesar di Yunani, PPC.

Perusahaan ini mengumumkan rencana investasi sebesar EUR 5-8 miliar untuk membangun kapasitas baru hampir 4 GW, yang bertujuan menggantikan pembangkit listrik berbasis batu bara di Makedonia Barat.

Dalam kerangka waktu dekarbonisasi, Ptolemaida 5, yang selama ini menjadi salah satu andalan pembangkit batu bara, akan diubah menjadi pembangkit listrik tenaga gas dengan kapasitas 350 MW, dengan kemungkinan peningkatan kapasitas hingga 500 MW atau bahkan 1 GW.

Langkah strategis ini sejalan dengan upaya mengurangi emisi dan mengalihkan penggunaan energi fosil ke sumber energi terbarukan.

Di samping kebijakan PPC, pergeseran global menuju energi terbarukan turut mempengaruhi harga batu bara.

Baca Juga: Terendus Aparat! Inisial AS Diduga Pindahkan Hampir 400 Kg Emas Ilegal ke Tempat Aman

Negara-negara di seluruh dunia semakin serius mengembangkan kapasitas energi surya dan penyimpanan energi.

Proyek fotovoltaik dengan kapasitas total mencapai 2,1 GW sedang dibangun di Yunani, dengan pembangkit listrik tenaga surya berkapasitas 550 MW hampir rampung di bekas tambang lignit.

Selain itu, proyek penyimpanan energi, termasuk penyimpanan baterai dan pembangkit listrik tenaga air dengan sistem penyimpanan pompa, menunjukkan komitmen negara-negara untuk beralih dari energi fosil.

Tidak hanya di Yunani, tren pergeseran energi juga terlihat di negara lain. Perdana Menteri India, Narendra Modi, baru-baru ini menegaskan target ambisius untuk menggandakan kapasitas energi terbarukan hingga mencapai setidaknya 500 GW.

Hal ini mengukuhkan posisi energi terbarukan sebagai kunci pertumbuhan ekonomi dan upaya menjaga keberlanjutan lingkungan.

Inovasi seperti produksi hidrogen dan kogenerasi untuk pemanas distrik menjadi bagian dari strategi diversifikasi sumber energi yang diharapkan dapat mereduksi ketergantungan pada batu bara secara signifikan.

Di tengah dinamika global, para pelaku pasar menantikan perkembangan investasi dan transisi energi ini sebagai sinyal positif menuju masa depan yang lebih bersih dan berkelanjutan.[dit]